Rabu, 29 Juni 2016

FILSAFAT YUNANI DENGAN PERSFEKTIF UMAT MUSLIM



Mengapa banyak orang setelah belajar filsafat banyak melakukan hal-hal yang aneh, apakah dengan belajar filsafat lantas kita berfikir yang aneh apakah kita dengan belajar filsafat akan selalu bertentangan dengan agama. Ada seorang dosen yang pernah menuliskan lapas allah disecarik kertas, belum lama ini ada kejadian juga seorang dosen filsafat menginjak al-Quran didepan kelas. Apakah  dengan mempelajari filsafat lantas kita melakukan hal yang aneh-aneh, apakah dengan berfilsafat kita selalu bertentangan dengan agama.

Mari kita berfikir sejenak apa yang sebenarnya dipelajari orang dari filsafat, hampir pasti yang dimaksud adalah filsafat yunani, banyak yang tidak mengetahui kehidupan orang yunani yang sebenarnya. Dalam metologi yunani dewa dewi digambarkan tidak berperilaku selalu agung, ada kalanya mereka berperilaku selalu rendah, adakalanya mereka berkonspirasi, ada kalanya mereka saling menipu.

Sebagaimana zeus sendiri sebelum menjadi dewa terkuat dia telah menggulingkan bapak nya sendiri, dan bapaknya sebelum menjadi dewa terkuat menggulingkan bapaknya lagi, zeus sebelum mengulingkan bapaknya juga mengalahkan kedua kakaknya, kemudian zeus memakan istri pertamanya, memperkosa istri keempat sebelum dinikahi, dan juga mempunyai skandal perselingkuhan, Zeus juga menculik anak gembala laki-laki  dibawah keolimpus hanya untuk di perkosa.

Oleh karena itu seorang filsuf dari yunani pernah menyindir masyarakatnya sendiri dengan mengataka bahwa, kalau sapi atau kuda punya tangan yang mampu menulis atau membuat patung maka mereka akan menggambarkan dewa dewi mereka persis seperti sapi dan kuda, yang ingin dikatakan xenophanes ini adalah bawha, apapun yang dikatakan dewa dewi mereka sesungguhnya penggambaran terhadap diri mereka sendiri mereka melakuakan segala hal yang diceritakan dalam metologi tersebut.

Jika ada dewa yang menipu maka mereka pun akan menipu, jika dewa mereka berselingkuh maka maka hal tersebut sering terjadi, jika dewa mereka berhubungan sesama jenis maka itu lah yang terjadi. Dari latar belakang seperti inilah orang yunani membangun filsafat mereka. Singkat kata bisa kita simpulkan orang yunani berfilsafat karena mereka bingung memahami kebenaran, apa itu kebenaran, apa itu keadilan, apa itu agama, apa itu tuhan, apa itu akhirat. Mereka tidak pernah mendapatkan gambaran itu dari metologi dewa dewi mereka, oleh karena itu mereka kebingungan, oleh karena itu mereka berfilsafat.

Jika kita sebagai umat muslim meniru langakah mereka, kita mencoba-mencoba berfilsafat dengan berangkat dari kebingungan mereka, jangan heran kita pun menjadi orang yang bingung. Padahal sesungguhnya dengan menjadi seorang muslim semestinya kita memahami kehidupan kita dengan baik, kita mampu menjaga diri kita dari ketidak pastian dari kebingungan, dan kegelapan. Islam membawa kita dari kegelapan menuju cahaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar