Selasa, 28 Februari 2017

Bumi Memutlakan Uang





Pepatah pernah mengatakan uang bukan segalanya tapi segalanya butuh uang. Dari sepenggal pepatah tersebut, coba kita renung apakah uang bukan segalanya, tapi  segalanya butuh uang.

Uang adalah suatu benda yang begitu penting di ruang lingkup manusia, uang juga sebagai alat tukar dalam kehidupan sehari-hari. Hampir semua orang sibuk berjibaku dalam mencari uang, baik dengan cara halal maupun haram demi  mendapatkan uang.

Apapun itu, pasti kaitanya dengan uang. Ketika sekolah, berlibur, bekerja, mengajar, tidur, menjadi seorang pimpinan ataupun pemimpin, ke kantor, makan, minum, buang air besar maupun kecil semuanya ini harus berkaitan dengan uang.

Uang juga pembunuh dan penyembuh paling mujarab, ketika sakit jika ada uang maka kesembuhan penyakit tersebut bisa terobati. Ketika tidak bisa dilakukan, maka dengan uang bisa dilakukan.

 ketika sulit jika ada uang maka akan di permudah, ketika buruk jika ada uang pasti akan baik, ketika tidak cantik jika ada uang semuanya akan cantik, ketika sedih jika ada uang maka akan bahagia.

Demi uang juga orang-orang pun saling membunuh, rela mati, saling mencaci maki, saling menghina, tegadainya idealisme, terjualnya harga diri, tidak lagi mengenal hukum,  sampai-sampai gila karena uang.

Namun ada beberapa hal yang tidak berkaitan dengan uang yakni, beribadah, berdo’a, berikhtiar, tawakal, senyum, berfikir, dan berbicara. Kemungkinan besar hal-hal inilah tidak bersangkutan dengan uang.

Semoga bermanfaat oleh Fiki Yardi Lestaluhu

Sabtu, 25 Februari 2017

Darurat Berita Hoax






Menebar fitnah itu merupakan prilaku yang kurang baik di dalam persfektif  agama Karena pandangan agama fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan, bayangkan fitnah itu lebih kejam, berarti prilaku memfitnah sangat bertolak belakang pada Agama.

Tapi kalau dipandang dimata Politik menebar Berita Hoax, merupakan seni berpolitik dalam mencapai suatu kekuasaan yang tidak baik, dalam arti Berita Hoax dijadikan sebuah alat dalam menumbangkan, merusak nama baik lawan.

Menebar fitnah sama saja Menyampaikan Berita Hoax, fenomena Berita Hoax sangat darurat di media sosial. Banyak sekali berita-berita yang mengatakan berita ini yang paling benar, berita itu yang paling benar tapi sebenarnya berita itu tidak benar, karena informasinya sudah di pelintir menjadi tidak benar.

Sebagian dari kita sering kali menelan mentah-mentah sebuah Berita Hoax tanpa ada proses tela’ahan dan ada juga yang suka menebar berita-berita saja tanpa ada proses apakah beritanya harus dibaca terlebih dahulu atau di pelajari terlebih dahulu darimana sumber berita tersebut, apakah bisa dipercaya atau tidak.

Semoga bermanfaat oleh Fiki Yardi Lestaluhu

Selasa, 14 Februari 2017

Menerka Kehidupan DI Tahun 2045




Terlintas dalam benak kita bagaimana hidup di tahun 2045, apakah masih ada yang namanya Agama, Moral, Akhlak, Hukum, Teknologi atau pun Bumi ini. Mempersoalkan tentang kehidupan ini seakan-akan tiada hentinya, menanggapi bagaimana kehidupan selanjutnya, bagaimana anak cucu kita hidup nantinya, apakah akan sama dengan yang kita jalani pada saat ini, apakah akan terbalik dari kehidupan kita pada saat ini.
Tak heran kita melihat fenomena yang tak layak di Publikasikan seperti hal-hal yang tabu seperti adegan Sex sudah menjadi dunia industri perfilman, tak heran kita melihat wanita jadi laki-laki, dan laki-laki jadi wanita, tak heran kita melihat fenomena mulai dari anggota Eksekutif, Legislatif, Yudikatif, Polisi, TNI, PNS ataupun Propesi-Propesi lainnya pada intinya untuk mendapatkan propesi-propesi tersebut harus ada suap-menyuap, sogok menyogok, dan pada akhirnya terjadi korupsi, tak heran kita melihat orang tua yang rela bunuh anaknya, ataupun memperkosa anak kandungnya sendiri, tak heran uang, ilmu dan teknologi menjelma menjadi tuhan.

Tak heran kita melihat manusia yang dikloning. Apakah di tahun 2045 nanti terciptalah manusia yang kekal abadi, dan apakah manusia dibumi ini akan pindah ke planet mars untuk di huni. Dari fenomena-fenomena tersebut apakah hal yang tabu akan di legalkan atau tidak legalkan. Bersyukur atas kehidupan yang kita jalani saat ini, karena semua hal yang tabu dianggap asing ditelinga kita dan dianggap tidak ada.

Rabu, 01 Februari 2017

Logika Bahagia






Menurut hemat saya, bahagia itu merupakan sebuah perasaan positif, yang menggairahkan dan  merasa puas apa yang dimiliki, bahagia itu ada pada cara kita dalam menggunakan perasaan, pikiran dan jiwa kita. Bagaimana logika bahagia? Sebagai gambaran Apakah bahagia itu banyak uang, apakah bahagia itu  banyak gelar, apakah bahagia itu banyak harta, apakah bahagia itu  punya pacar atau calon istri idaman. 

Sebenarnya bahagia itu tidak bisa diukur dengan uang saja, orang yang memiliki banyak uang belum tentu bahagia karena uang hanyalah kebahagian semu, yang tidak pernah kekal, orang yang punya banyak gelar dari S1, S2, S3, Doktor sampai dengan Gelar Fropesor  belum tentu bahagia karena tidak tahu apa tanggung jawab pribadinya dan masih bingung bagaimana mengaplikasikan gelarnya tersebut. 

Orang yang punya harta melimpah belum tentu bahagia, karena  mereka tidak bersyukur apa yang ia miliki seakan-akan merasa kurang akan harta yang ia miliki, begitu juga dengan orang yang mempunyai pacar  atau calon istri idaman, tidak merasa bahagia karena tidak ada kenyamanan, percuma punya pacar atau calon istri idaman tapi ada orang ketiga yang membuat hubungannya tidak sesuai yang diinginkan jadi percuma ada calon istri idaman. 

Pada dasarnya kebahagiaan merupakan masalah perasaan yang tidak bisa kita tentukan melalui satu dimensi atau hal yang abstrak seperti uang saja. Uang hanya menjadi konskuensi logis dari tercapainya suatu kebahagiaan, tetapi bukan penentu kebahagian. Kebahagiaan sejati itu tidak bisa diukur dengan banyaknya uang, harta, gelar dan memiliki calon istri idaman. Kebahagiaan yang sesunggunhnya atau kebahagiaan yang sejati atau hakiki itu terletak pada ketenangan hati dan ketenangan jiwa.