Kamis, 10 November 2016

Ketika Pengetahuan Ilmiah, Logika, Etika,Estetika, Filsafat, Politik, Hukum Dan Seni, Tidak Sanggup Menghakimi Ahok Maka Agamalah Yang Sanggup Menghakiminya.



Fenomena Ahok sebagai pemimipin non islam yang memiliki integritas tinggi, memiliki jiwa yang tegas didunia Pemerintahan, apapun jenis kebijakannya beliau berani mengambil keputusan yang tegas tanpa pandang bulu. Ciri khas dari beliau selalu tegas meskipun bertentangan dengan masyarakat.

Berdasarkan Pengetahuan Ilmiah beliau sangat cocok dalam mengawal Pemerintahan Indonesia yang selama ini terjadi simpang-siur antara Anggaran-anggaran Pemerintahan.  Dulunya sering terjadi korupsi namun di era sekarang mungkin sangat kecil sekali ruang untuk melakukan tindakan korupsi. 

Secara logika untuk Pemerintahan sekarang Ahok sangat tepat untuk mengawal Anggaran-Anggaran yang dimiliki Pemerintah, Ahok itu tidak cocok jadi pemimpin tapi Ahok itu lebih condong dan cocok dengan KPK karena beliau sangat teliti dan tegas mengenai Anggaran-Anggaran yang akan dikucurkan.

Melalui etika dan estetika yang diperankan oleh Ahok kepada khalayak mungkin sangat bertentangan karena etika bicara, etika marah, etika apapun itu harus dipertimbangkan didalam dunia politik apalagi menjadi seorang Pemimpin.

Filsafat pun ikut mengkajinya dari track recode perjalanan Ahok, beliau saya anggap adalah seorang fhilosopis yang kritis, cerdas, tegas, dan extrim yang melahirkan sistem dalam tubuh demokrasi indonesia yakni sistem bersih yakni bersih dari koruptor, bersih dari waduk, bersih dari perumahan kumuh dan lain-lain.

Kalau dipandang dimata politik Ahok adalah pengambil keputusan yang berani, yakni berani mengambil resiko berani menghadapi apapun. Tapi keputusannya begitu bertentangan dengan hukum, hukum yang ada di Indonesia ini tidak berani menghukum Ahok, karena begitu banyak pandangan dengan Ahok.

tapi seni pun ikut mengomentarinya, itulah seni Ahok, seni simata sipit yang berdiri di diatas Binekatunggal Ika, atas nama Bhineka Tunggal Ika, Ahok berlindung diri. Dari seluruh pengkajian mulai dari pengetahuan ilmiah, Logika, Etika dan Estetika, Filsafat, Politik , Hukum dan Seni, saya rasa tidak sanggup menghakimi Ahok.  Dan semuanya kita kembalikan ke Agama. agamalah yang mutlak, yang mampu menghakimi Ahok karena, terjadi penistaan Agama, mungkin Hukum agamalah dan di dampingi oleh hukum pemerintahan yang mampu memperoses Ahok.

Semoga bermanfaat oleh Fiki Yardi Lestaluhu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar