Sabtu, 20 Januari 2018

Tahun Politik Tahunnya Uang Berhamburan




Pada dasarnya prinsip politik, untuk mendapatkan kekuasaan dengan cara adu strategi, adu taktik, adu urat saraf, adu skill, adu kompeten, adu mental, adu masa, adu pencitraan, adu data, adu elektabilitas, adu program, adu visi & misi, adu janji-janji dan yang tak kala penting  adu finansial.

(Prabowo Subianto, 2017). Finansial ini yang harus diutamakan didalam politik tanpa finansial yang kuat maka nonsense untuk menjadi penguasa karena semuanya butuh uang. Terkadang saya merasa aneh ketika menjelang Pesta Demokrasi, ada yang mendadak  kebetulan mau jadi keluarga, ada yang mendadak pura-pura merakyat.

 Turun kejalan, masuk ke selokan, masuk ke pasar tradisional, tidak lagi memakai kendaraan mewah bahkan mau memekai kendaraan seperti sepeda, becak ataupun transportasi umum untuk pergi kemana-mana sampai-sampai mau berjabat tangan dengan warga pinggiran, padahal itu semua seni pencitraan.

Diera sekarang era generasi mecin dan generasi hoax, seni pencitraan sangat ampuh untuk menakluk hati mereka sang pemegang suara tanpa mengetahui kapasitas, kredibilitas, dan integritas sang calon penguasa yang penting cara berpakaiannya sederhana, yang penting mau masuk keselokan yang penting tidak mau bermewah-mewahan itu yang ada didalam benak generasi mecin dan generasi hoax.

Padahal yang rakyat butuhkan bukan seni pencitraan namun sebuah kebijakan-kebijakan yang menguntungkan bagi rakyat indonesia bukan hanya menguntukan bagi perut penguasa dan asing.

Semoga bermanfaat oleh Fiki yardi lestaluhu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar