Jumat, 08 Juli 2016

FILSAFAT ILMU

 


FILSAFAT ILMU

Filsafat adalah induknya ilmu, filsafat melahirkan ilmu-ilmu yang kecil-kecil, filsafat merupakan refleksi kritis,rasional, radikal terhadap hal-hal yang mendasar dalam hidup. Filsafat ilmu mempersoalkan dan mengkaji segala persoalan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, fisik, dan metafisik. Filsafat ilmu memfokuskan pembahasan dalam metodologi ilmu pengetahuan. Ilmu merupakan salah satu cara untuk mengetahui bagaimana budi manusia bekerja. ilmu pengetahuan merupakan karya budi manusia bekerja, karya budi logis dan imajinatif sekaligus bernurani, ilmu bersifat empirik, sistematik observatif dan obyektif

Filsafat Ilmu merupakan bagian dari epistimologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu atau pengetahuan ilmiah.
yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Meskipun secara metodologis ilmu tidak
membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan sosial namun permasalah-permasalahan teknis yang khas, maka filsafat ilmu itu sering dibagi menjadi filsafat ilmu alam dan filsafat ilmu sosial. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa filsafat ilmu adalah dasar yang menjiwai dinamika proses kegiatan memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Ini berarti bahwa terdapat pengetahuan yang ilmiah dan tak-ilmiah.

JENIS-JENIS  PENGETAHUAN

11. Pengetahuan biasa (common sense) yang digunakan terutama untuk kehidupan          sehari-hari, tanpa mengetahui seluk beluk yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya.
22. Pengetahuan ilmiah atau Ilmu, adalah pengetahuan yang diperoleh dengan cara khusus,  bukan hanya untuk digunakan saja tetapi ingin mengetahui lebih dalam dan luas              mengetahui kebenarannya, tetapi masihberkisar pada pengalaman.
33.Pengetahuan filsafat, adalah pengetahuan yang tidak mengenal batas, sehingga yang dicari adalah sebab-sebab yang paling dalam dan hakiki sampai diluar dan diatas pengalaman biasa.
44.Pengetahuan agama, suatu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para Nabi dan Rosul-Nya. Pengetahuan ini bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.


Filsafat ilmu merupakan telaah secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakekat ilmu seperti :

- (Ontologis) Obyek mana yang ditelaah ilmu? Ujud hakiki obyek? Hubungan obyek dengan tangkapan manusia (berfikir, merasa, mengindera( yang membuahkan pengetahuan).

- (epistemologis) Bagaimana proses yang memungkinkan ditimba pengetahuan yang berupa ilmu? Bagainama prosedurnya. ? hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapat pengetahuan yang benar, Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apa kriterianya? Cara dan tehnik sarana yang membantu kita mendapat pengetahuan yang berupa ilmu

- (aksiologis) Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimanakaitan antara tehnik prosedural yang merupakan operasinal metode ilmiah dengan norma-norma moral/ profesional.

ILMU

pengertian ilmu Adalah pengetahuan yang didapat manusia melalui pemberian Tuhan secara langsung kepada hambanya yang terpilih yang disebut\nabi dan Rasul. agama menjadi kunci dalam wahyu. Agama menerangakan kepada manusia tentang sejumlah pengetahuan baik yang terjangkau maupun yang tidak terjangkau oleh manusia, agama bisa menjadi informasi dan sekaligus konfirmasi terhadap ilmu pengetahuan yang didapat manusia.

Ilmu berasal dari kata ”alima(bahasa arab) yang berarti tahu, jadi ilmu maupun
science secara etimologis berarti pengetahuan. Science berasal dari kata scio, scire (bahasa latin yang artinnya tahu). Secara terminologis ilmu dan science punya pengertian yang sama yaitu pengetahuan. yang punya ciri-ciri: ilmu itu empirical, rasional, yang umum dan bertimbun bersusun dan ke empatnya serentak.

SIFAT-SIFAT ILMU

1. RASIONAL : proses pemikiran yang berlangsung dalam ilmu itu harus dan hanya tunduk pada hukum-hukum logika.

2. EMPIRIS : kesimpulan yang didapatnya harus dapat ditundukkan pada verifikasi panca indra manusia.

3. SISTEMATIS : fakta yang relevan itu harus disusun dalam suatu kebulatan yang konsisten

4. UMUM harus dapat dipelajari oleh setiap orang, tidak bersifat esoterik

5. AKUMULATIF : Kebenaran yang diperoleh selalu dapat dijadikan dasar untuk
memperoleh kebenaran yang baru


PENGETAHUAN

1.      Dalam Encyclopedia of Philosophy, pengetahuan didefinisikan sebagai kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).

2.     Menurut Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan mengetahui. Mengetahui itu hasil kenal, sadar, insaf, mengerti, benar dan pandai.

Sumber-Sumber Pengetahuan

Ada 2 cara pokok mendapatkan pengetahuan dengan benar:
pertama, mendasarkan diri dengan rasio. Kedua, mendasarkan diri dengan
pengalaman. Kaum rasionalis mengembangkan rasionalisme, dan pengalaman
mengembangkan empirisme. Kaum rasionalis mengembangkan metode deduktif dalam menyusun pengetahuannya. Premis yang dipakai dari ide yang dianggapnya jelas dan dapat diterima. Ide ini menurut mereka bukan ciptaan pikiran manusia. Prinsip itu sudah ada, jauh sebelum manusia memikirkannya (idelisme).Di samping rasionalisme dan pengalaman masih ada cara lain yakni intuisi atau wahyu. Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran, bersifat personal dan tak bisa diramalkan. Sedangkan wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia.

Masalah yang muncul dalam sumber pengetahuan adalah dikotomi antara sumber ilmu umum dan ilmu agama. Bagi agama Islam sumber ilmu yang paling otoritatif adalah Alquran dan Hadis. Bagi ilmu umum (ilmuwan sekuler) satunya-satunya yang valid adalah pengalaman empiris yang didukung oleh indrawi melalui metode induksi. Sedangkan metode deduksi yang ditempuh oleh akal dan nalar sering dicurigai secara apriopri (yakni tidak melalui pengalaman). Menurut mereka, setinggi-tingginya pencapaian akal adalah filsafat. Filsafat masih dipandang terlalu spekulatif untuk bisa mengkonstruksi bangunan ilmiah seperti yang diminta kaum positivis. Adapun pengalaman intuitif sering dianggap hanya sebuah halusinasi atau ilusi belaka. Sedangkan menurut agamawan pengalaman intuitif dianggap sebagai sumber ilmu, seperti para nabi memperoleh wahyu ilahi atau mistikus memperoleh limpahan cahaya Ilahi.

Masalah berikutnya adalah pengamatan. Sains modern menentukan obyek ilmu yang sah adalah segala sesuatu sejauh ia dapat diobservasi (the observables) atau diamati oleh indra. Akibatnya muncul penolakan dari filosof logika positivisme yang menganggap segala pernyataan yang tidak ada hubungan obyek empirisnya sebagai nonsens. Perbedaan ini melahirkan metafisik (dianggap gaib) dan fisik (dianggap science). Masalah lainnya adalah munculnya disintegrasi pada tatanan klasifikasi ilmu. Penekanan sains modern pada obyek empiris (ilmu-ilmu fisika) membuat cabang ilmu nonfisik bergeser secara signifikan ke pinggiran. Akibatnya timbul pandangan negatif bahwa bidang kajian agama hanya menghambat kemajuan. Seperti dalam anggapan Freud yang menyatakan agama dan terutama pendukungnya yang fanatik
bertanggung jawab terhadap pemiskinan pengetahuan karena melarang anak didik untuk bertanya secara kritis.

Masalah lainnya yang muncul adalah menyangkut metodologi ilmiah. Sains pada dasarnya hanya mengenal metode observasi atau eksperimen. Sedangkan agamawan mengembangkan metode lainnya seperti metode intuitif. Masalah terakhir adalah sulitnya mengintegrasikan ilmu dan agama terutama indra, intektual dan intuisi sebagai pengalaman legitimate dan riil dari manusia.

HAKEKAT PENGETAHUAN

Ada dua teori yang digunakan untuk mengetahui hakekat Pengetahuan:
1. Realisme, teori ini mempunyai pandangan realistis terhadap alam. Pengetahuan adalah gambaran yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata.
2. Idealisme, teori ini menerangkan bahwa pengetahuan adalah proses-proses mental/psikologis yang bersifat subjektif. Pengetahuan merupakan gambaran subjektif tentang sesuatu yang ada dalam alam menurut pendapat atau penglihatan orang yang mengalami dan mengetahuinya. Premis pokok adalah jiwa yang mempunyai kedudukan utama dalam alam semesta.
Sebenarnya realism dan idealism mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu.

Ukuran Kebenaran

1.     Berfikir merupakan suatu aktifitas manusia untuk menemukan kebenaran.
2.     Apa yang disebut benar oleh seseorang belum tentu benar bagi orang lain.
3.     Oleh karena itu diperlukan suatu ukuran atau criteria kebenaran.
4.     Ada tiga jenis kebenaran yaitu: kebenaran epistemology (berkaitan dengan pengetahuan), kebenaran ontologism (berkaitan dengan sesuatu yang ada atau diadakan), dan kebenaran semantic (berkaitan dengan bahasa dan tuturkata)
5.     Ada 4 teori kebenaran: yaitu teori Korespondensi, Teori Koherensi, Teori Pragmatisme, dan Teori Kebenaran Illahiah atau agama.
6.     Ketiga teori pertama mempunyai perbedaan paradigma. Teori koherensi mendasarkan diri pada kebenaran rasio, teori korespondensi pada kebenaran faktual, dan teori fragmatisme fungsional pada fungsi dan kegunaan kebenaran itu sendiri.
7.     Tetapi ketiganya memiliki persamaan. Yaitu pertama, seluruh teori melibatkan logika, baik logika formal maupun material (deduktif dan induktif), kedua melibatkan bahasa untuk menguji kebenaran itu, dan ketiga menggunakan pengalaman untuk mengetahui kebenaran itu.

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar