FILSAFAT ILMU
Filsafat
adalah induknya ilmu, filsafat melahirkan ilmu-ilmu yang kecil-kecil, filsafat
merupakan refleksi kritis,rasional, radikal terhadap hal-hal yang mendasar
dalam hidup. Filsafat ilmu
mempersoalkan dan mengkaji segala persoalan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, fisik, dan
metafisik. Filsafat ilmu memfokuskan pembahasan dalam metodologi ilmu pengetahuan. Ilmu merupakan salah satu
cara untuk mengetahui bagaimana budi
manusia bekerja. ilmu pengetahuan merupakan karya budi manusia bekerja, karya budi logis dan imajinatif
sekaligus bernurani, ilmu bersifat empirik, sistematik observatif dan obyektif
Filsafat
Ilmu merupakan bagian dari epistimologi (filsafat pengetahuan) yang secara
spesifik mengkaji hakikat ilmu atau pengetahuan ilmiah.
yang
mempunyai ciri-ciri tertentu. Meskipun secara metodologis ilmu tidak
membedakan
antara ilmu-ilmu alam dengan sosial namun permasalah-permasalahan teknis yang
khas, maka filsafat ilmu itu sering dibagi menjadi filsafat ilmu alam dan filsafat
ilmu sosial. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa filsafat ilmu adalah dasar yang menjiwai
dinamika proses kegiatan memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Ini berarti
bahwa terdapat pengetahuan yang ilmiah dan tak-ilmiah.
JENIS-JENIS PENGETAHUAN
11.
Pengetahuan
biasa (common sense) yang digunakan terutama untuk kehidupan sehari-hari, tanpa
mengetahui seluk beluk yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya.
22. Pengetahuan
ilmiah atau Ilmu, adalah pengetahuan yang diperoleh dengan cara khusus, bukan
hanya untuk digunakan saja tetapi ingin mengetahui lebih dalam dan luas mengetahui kebenarannya, tetapi masihberkisar pada pengalaman.
33.Pengetahuan
filsafat, adalah pengetahuan yang tidak mengenal batas,
sehingga yang dicari adalah sebab-sebab yang paling dalam dan hakiki sampai
diluar dan diatas pengalaman biasa.
44.Pengetahuan
agama, suatu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para Nabi dan
Rosul-Nya. Pengetahuan ini bersifat mutlak dan wajib
diyakini oleh para pemeluk agama.
Filsafat
ilmu merupakan telaah secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakekat ilmu seperti :
-
(Ontologis) Obyek mana yang ditelaah ilmu? Ujud hakiki obyek? Hubungan obyek
dengan tangkapan manusia (berfikir, merasa, mengindera( yang membuahkan pengetahuan).
-
(epistemologis) Bagaimana proses yang memungkinkan ditimba pengetahuan yang
berupa ilmu? Bagainama prosedurnya. ? hal-hal apa yang harus diperhatikan agar
kita mendapat pengetahuan yang benar, Apa yang disebut kebenaran itu sendiri?
Apa kriterianya? Cara dan tehnik sarana yang membantu kita mendapat pengetahuan
yang berupa ilmu
-
(aksiologis) Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana
kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan
obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimanakaitan antara
tehnik prosedural yang merupakan operasinal metode ilmiah dengan norma-norma
moral/ profesional.
ILMU
pengertian ilmu Adalah pengetahuan yang didapat manusia melalui pemberian Tuhan secara
langsung kepada hambanya yang terpilih yang disebut\nabi dan Rasul. agama
menjadi kunci dalam wahyu. Agama menerangakan kepada manusia tentang sejumlah pengetahuan
baik yang terjangkau maupun yang tidak terjangkau oleh manusia, agama bisa
menjadi informasi dan sekaligus konfirmasi terhadap ilmu pengetahuan yang
didapat manusia.
Ilmu
berasal dari kata ”alima(bahasa arab) yang berarti tahu, jadi ilmu
maupun
science
secara etimologis berarti pengetahuan. Science berasal dari kata scio, scire
(bahasa latin yang artinnya tahu). Secara terminologis ilmu dan science punya
pengertian yang sama yaitu pengetahuan. yang punya ciri-ciri: ilmu itu
empirical, rasional, yang umum dan bertimbun bersusun dan ke empatnya serentak.
SIFAT-SIFAT ILMU
1.
RASIONAL : proses pemikiran yang
berlangsung dalam ilmu itu harus dan hanya tunduk pada hukum-hukum logika.
2.
EMPIRIS : kesimpulan yang
didapatnya harus dapat ditundukkan pada verifikasi panca indra manusia.
3.
SISTEMATIS : fakta yang relevan
itu harus disusun dalam suatu kebulatan yang konsisten
4.
UMUM harus dapat dipelajari oleh
setiap orang, tidak bersifat esoterik
5.
AKUMULATIF : Kebenaran yang
diperoleh selalu dapat dijadikan dasar untuk
memperoleh
kebenaran yang baru
PENGETAHUAN
1.
Dalam Encyclopedia of
Philosophy, pengetahuan didefinisikan sebagai kepercayaan yang benar (knowledge
is justified true belief).
2.
Menurut Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau
hasil pekerjaan mengetahui. Mengetahui itu hasil kenal, sadar, insaf, mengerti,
benar dan pandai.
Sumber-Sumber
Pengetahuan
Ada 2 cara pokok mendapatkan pengetahuan dengan
benar:
pertama, mendasarkan diri dengan rasio. Kedua,
mendasarkan diri dengan
pengalaman. Kaum rasionalis mengembangkan
rasionalisme, dan pengalaman
mengembangkan empirisme. Kaum rasionalis
mengembangkan metode deduktif dalam menyusun pengetahuannya. Premis yang
dipakai dari ide yang dianggapnya jelas dan dapat diterima. Ide ini menurut
mereka bukan ciptaan pikiran manusia. Prinsip itu sudah ada, jauh sebelum
manusia memikirkannya (idelisme).Di samping rasionalisme dan pengalaman masih
ada cara lain yakni intuisi atau wahyu. Intuisi merupakan pengetahuan yang
didapatkan tanpa melalui proses penalaran, bersifat personal dan tak bisa
diramalkan. Sedangkan wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada
manusia.
Masalah yang muncul dalam sumber pengetahuan adalah
dikotomi antara sumber ilmu umum dan ilmu agama. Bagi agama Islam sumber ilmu
yang paling otoritatif adalah Alquran dan Hadis. Bagi ilmu umum (ilmuwan
sekuler) satunya-satunya yang valid adalah pengalaman empiris yang didukung
oleh indrawi melalui metode induksi. Sedangkan metode deduksi yang ditempuh
oleh akal dan nalar sering dicurigai secara apriopri (yakni tidak melalui
pengalaman). Menurut mereka, setinggi-tingginya pencapaian akal adalah
filsafat. Filsafat masih dipandang terlalu spekulatif untuk bisa mengkonstruksi
bangunan ilmiah seperti yang diminta kaum positivis. Adapun pengalaman intuitif
sering dianggap hanya sebuah halusinasi atau ilusi belaka. Sedangkan menurut
agamawan pengalaman intuitif dianggap sebagai sumber ilmu, seperti para nabi
memperoleh wahyu ilahi atau mistikus memperoleh limpahan cahaya Ilahi.
Masalah berikutnya adalah pengamatan. Sains modern
menentukan obyek ilmu yang sah adalah segala sesuatu sejauh ia dapat
diobservasi (the observables) atau diamati oleh indra. Akibatnya muncul
penolakan dari filosof logika positivisme yang menganggap segala pernyataan
yang tidak ada hubungan obyek empirisnya sebagai nonsens. Perbedaan ini melahirkan
metafisik (dianggap gaib) dan fisik (dianggap science). Masalah lainnya adalah
munculnya disintegrasi pada tatanan klasifikasi ilmu. Penekanan sains modern
pada obyek empiris (ilmu-ilmu fisika) membuat cabang ilmu nonfisik bergeser
secara signifikan ke pinggiran. Akibatnya timbul pandangan negatif bahwa bidang
kajian agama hanya menghambat kemajuan. Seperti dalam anggapan Freud yang
menyatakan agama dan terutama pendukungnya yang fanatik
bertanggung jawab terhadap pemiskinan pengetahuan
karena melarang anak didik untuk bertanya secara kritis.
Masalah lainnya yang muncul adalah menyangkut metodologi
ilmiah. Sains pada dasarnya hanya mengenal metode observasi atau eksperimen.
Sedangkan agamawan mengembangkan metode lainnya seperti metode intuitif.
Masalah terakhir adalah sulitnya mengintegrasikan ilmu dan agama terutama
indra, intektual dan intuisi sebagai pengalaman legitimate dan riil dari
manusia.
HAKEKAT
PENGETAHUAN
Ada dua teori yang digunakan untuk mengetahui
hakekat Pengetahuan:
1. Realisme, teori ini mempunyai pandangan realistis
terhadap alam. Pengetahuan adalah gambaran yang sebenarnya dari apa yang ada
dalam alam nyata.
2. Idealisme, teori ini menerangkan bahwa
pengetahuan adalah proses-proses mental/psikologis yang bersifat subjektif.
Pengetahuan merupakan gambaran subjektif tentang sesuatu yang ada dalam alam
menurut pendapat atau penglihatan orang yang mengalami dan mengetahuinya.
Premis pokok adalah jiwa yang mempunyai kedudukan utama dalam alam semesta.
Sebenarnya realism dan idealism mempunyai
kelemahan-kelemahan tertentu.
Ukuran Kebenaran
1.
Berfikir merupakan suatu aktifitas manusia untuk menemukan
kebenaran.
2.
Apa yang disebut benar oleh seseorang belum tentu benar bagi orang
lain.
3.
Oleh karena itu diperlukan suatu ukuran atau criteria kebenaran.
4.
Ada tiga jenis kebenaran yaitu: kebenaran epistemology (berkaitan
dengan pengetahuan), kebenaran ontologism (berkaitan dengan sesuatu yang ada
atau diadakan), dan kebenaran semantic (berkaitan dengan bahasa dan tuturkata)
5.
Ada 4 teori kebenaran: yaitu teori Korespondensi, Teori Koherensi,
Teori Pragmatisme, dan Teori Kebenaran Illahiah atau agama.
6.
Ketiga teori pertama mempunyai perbedaan paradigma. Teori
koherensi mendasarkan diri pada kebenaran rasio, teori korespondensi pada
kebenaran faktual, dan teori fragmatisme fungsional pada fungsi dan kegunaan
kebenaran itu sendiri.
7.
Tetapi ketiganya memiliki persamaan. Yaitu pertama, seluruh teori
melibatkan logika, baik logika formal maupun material (deduktif dan induktif),
kedua melibatkan bahasa untuk menguji kebenaran itu, dan ketiga menggunakan
pengalaman untuk mengetahui kebenaran itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar